Contoh Soal USBN Bahasa Indonesia SMA dan Kunci Jawabannya

Soal-soal USBN bahasa Indonesia SMA dan kunci jawabannya tulisan ini, berisikan materi USBN tahun sebelumnya. Tentunya, sangat tepat sekali untuk dijadikan sebagai prediksi maupun referensi sumber pembelajaran, sebelum menghadapi USBN B. Indonesia tahun ini. Sesuai dengan kisi-kisi yang saya liat, Kurikulum yang digunakan pada soal ini, merupakan kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.

1. Bacalah penggalan novel berikut!
Betapa kecewanya Aminudin ketika tahu bahwa gadis yang dipinangkan oleh ayahnya ternyata bukan Mariamin. Namun, agar ayahnya tidak malu, Aminudin terpaksa menerima gadis itu. Tahu Aminudin dijodohkan dengan gadis lain, Mariamin pingsan dan jatuh sakit hingga beberapa hari. Setelah Aminudin menikah hidupnya bukannya menjadi senang, bahkan makin menderita hingga akhirnya meninggal.
Berdasarkan temanya, cuplikan cerita di atas termasuk karya sastra periode....
A. 1920-an (Balai Pustaka)
B. 1930-an (Pujangga Baru)
C. 1945 (Angkatan 45)
D. 1966
E. 1970-an
Jawaban: E

2. Cermati Kutipan Cerita berikut!
Hari bergulir ke Maghrib. Dan si nenek masih saja di tempat semula, nyaris tak beranjak, memunguti dedaunan yang selalu saja berguguran di halaman. Tubuh tuanya yang kusut basah oleh keringat. Napasnya terengah-engah. Ketiga orang itu tak bisa berbuat lain, kecuali menjaganya. Ketika maghrib tiba, dan orang-orang melakukan sembahyang, si nenek masih saja memunguti dedaunan.
           ”Siapa dia?” bisik salah seorang jemaah kepada temannya, ketika mereka meninggalkan masjid. Tentu saja tak ada jawaban, selain ”entah”.
           ”Nek, istirahatlah… ini sudah malam.”
           ”Kalau Bapak mau pulang, silakan saja… biarkan saya di sini dan melakukan ini semua.”
           ”Nek, mengapa nenek menyiksa diri seperti ini?”
           ”Tidak. Saya tidak menyiksa diri. Ini… mungkin bahkan belum cukup untuk sebuah ampunan,” ucapnya sambil menghapus air matanya.
           Haji Brahim terdiam. Mencoba mereka-reka apa yang telah diperbuat si nenek di masa lalunya.
           Lama setelah kisah itu sampai kepadaku, aku tercenung. Rupanya, menurut Haji Brahim kepadaku, nenek itu hadir mungkin sebagai contoh. ”Mungkin juga dia memang berdosa besar—sesuai pengakuannya kepada saya,” ucap Haji Brahim kepadaku beberapa waktu lalu. ”Dan… dia melakukan semacam istighfar dengan mengumpulkan sebanyak mungkin daun yang ada di halaman, mungkin begitu… saya tak yakin. Yang jelas, mata kami jadi terbuka. Sekarang masjid kami cukup ramai.”
Pasti banyak yang mau menyapu halaman,” godaku.
           ”Iya… ha-ha-ha… benar.”
           ”Memangnya bisa begitu, Ji?”
           ”Maksudnya, ampunan Allah? Ya, saya yakin bisa saja. Allah Maha Berkehendak, apa pun jika Dia berkenan, masak tidak dikabulkan?” ucap Haji Brahim tenang.
Aku terdiam. Kubayangkan dedaunan itu, yang jumlahnya mungkin ribuan helai itu, melayang ke hadirat Allah, membawa goresan permohonan ampun.
Shalawat Dedaunan karya Yanusa Nugroho

Mengapa nenek tua itu bersikeras ingin membersihkan halaman masjid dengan mengambil daun yang berguguran satu per satu?
A. Karena ingin memberikan pelajaran kepada pengurus masjid agar mereka membersihkan halaman masjid.
B. Karena ingin melakukan perbuatan baik untuk sesama yang ada di sekitarnya.
C. Karena  melakukan istighfar untuk memohon ampunan dari Allah atas dosa-dosanya.
D. Karena nenek itu seorang yang sangat berdosa kepada Allah.
E. Karena ingin menyiksa diri untuk melupakan kesedihan akibat dosa-dosanya.
Jawaban: C

3. Cermati Kutipan Berikut!
Beliau adalah salah satu pengarang yang paling produktif pada masa Angkatan Balai Pustaka. Beliau lahir sebagai laki-laki berdarah Minang di Sunga Batang pada 3 November 1893 dan meninggal di Jakarta. Salah satu romannya yang sangat terkenal menggambarkan tentang kehidupan sebuah keluarga berdarah bangsawan yang ingin hidup mewah. Namun, sayangnya keinginan tersebut tidak bisa terpenuhi bahkan tokoh utama cerita menemui ajalnya dalam pencarian hidupnya. 
Judul roman tersebut adalah ....
A. Marah Rusli - Salah Pilih
B. Nur Sutan Iskandar - Katak Hendak Jadi Lembu
C.Tulis Sutan Sati – Pengalaman Masa Kecil
D. Aman Datuk Madjoindo - Tuba Dibalas Dengan Susu
E. Merari Siregar – Karena  Mentua
Jawaban: B

4. Perhatikan cuplikan karya sastra berikut ini!
Menitik air mata anak sunatan itu ketika jarum bius yang pertama menusuk kulit yang segera akan dipotong. Lambat-lambat obat bius yang didesakkan dokter spesialis dari dalam tabung injeksi menggembung di sana. Dan anak sunatan itu menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan sakit yang perih, sementara dagunya ditarik ke atas oleh pakciknya, agar ia tidak melihat kecekatan tangan dokter spesialis itu menukar-nukar alat bedah yang sudah begitu sering dipraktikkan. Kemudian kecemasan makin jelas tergores di wajah anak sunatan itu.Ia mulai gelisah.
Di sekeliling pembaringan ─ dalam cemas yang mendalam─ satu rumpun keluarga anak sunatan itu terus menancapkan mata mereka kearah yang sama; keseluruhannya tidak beda sebuah lingkaran di mana dokter anak lelaki itu sebagai sumbu. Mereka semua masih bermata redup. Kelelahan semalam suntuk melayani tetamu yang membanjiri tiga teratak di depan rumah, belum hilang dalam masa sesingkat itu.
PanggilanRasulKarya: HamzadRangkuti
Hal yang menjadi standar budaya dari cuplikan karya sastra di atas adalah ...
A. Menitikkan air mataketikamerasasakit.
B. Adanya sunatan bagi anak lelaki.
C. Tukar-menukar alat bedah .
D. Satu rumpun keluarga menyaksikan sunatan
E. Membentuk lingkaran dengan satu sumbu
Jawaban: B

 Perhatikan Puisi dan Pantun berikut, untuk soal no 5-6!


5. Perbedaan kedua karya sastra di atas adalah...

Jawaban: A

6. Perbedaan sastra lama dan baru yang paling tepatadalah …
Jawaban: B

7. Hal yang jelas berbeda dari sastra Indonesia dan sastra terjemahan  adalah ...
A. Pada sastra terjemahan unsur ekstrinsiknya kehidupan di luar negeri.
B. Gaya bahasa sastra terjemahan sangat bergantung pada naskah aslinya.
C. Terdapat percampuran bahasa pada sastra Indonesia.
D. Nama pengarang sastra Indonesia lebih dikenal.
E. Tidak ada perbedaanu nsur intrinsic pada naskah terjemahan.
Jawaban: B

8. Bacalah dengan saksama kutipan cerpen berikut!
Aku masuk ke kantor dan bersalaman dengan seorang lelaki yang tersenyum-senyum yang bernama Pak Bleancher. Pakaiannya lebih rapih ketimbang aku.Selanjutnya ia membuka-buka tumpukkan kertas seperti menata kue serabi.
Saya yakin Anda akan puas dengannya”, katanya “Dia telah kami pilih sesuai dengan persyaratan komputer. Tidak ada yang melebihinya dari seratus sepuluh juta wanita yang memenuhi syarat di Amerika Serikat. Kami memilah berdasarkan suku, agama, etnik, dan latar belakang regional. (Jodoh yang Sempurna)
Nilai budaya yang tidak sesuai dengan nilai budaya Indonesia dalam kutipan cerpen tersebut adalah....
A. mencari jodoh sesuai keinginan sendiri
B. pemilihan jodoh dengan komputer
C. menentukan jodoh berdasarkan agama
D. memilih jodoh berdasarka suku bangsa
E. memilih jodoh sesuai etnik
Jawaban: B

9. Cermati Kutipan Berikut!
Situasi politik sangat berpengaruh terhadap dunia sastra Indonesia. Tahun 1945 adalah tahun kemerdekaan Indonesia. Kesengsaraan karena hidup dalam masa penjajahan sangat membekas dalam jiwa rakyat Indonesia, terutama kaum sastrawan. Pemberontakan terhadap gaya lama sebagi bentuk kebebasan juga muncul dalam dunia prosa Indonesia Angkatan ’45. 
Tokoh prosais yang membawa gaya baru dalam dunia prosa Indonesia dengan karyanya yang sangat terkenal adalah ....
A. Suman Hs. – Mencari Pencuri Anak Perawan
B. Achdiat K. Mihardja – Atheis
C. Idrus – Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
D. Chairil Anwar – Deru Campur Debu
E. Trisno Sumardjo – Kata Hati dan Perbuatan
Jawaban: C

10. Bacalah Kutipan Berikut dengan Saksama!
“ Mau jenang, Mbok ?”
Hari itu Sabtu legi, weton saya. Weton adalah hari kelahiran menurut perhitungan kalender Jawa. Dan, Sutini membuat bubur tujuh rupa agar saya tidak bikin gara-gara. Saya belum makan bagian kesukaan saya, yang separo putih gurih dan separo manis gula merah. Tapi saya biarkan Mbok Jimah makan sepiring yang saya sodorkan begitu pantatnya menyentuh ubin. Saya ingin ia menghabiskan dan pergi.     
“ Terima kasih, Ndoro …”  ia bergumam, lebih seperti menggerutu ketimbang bersyukur.
Watak tokoh “saya” dalam kutipan di atas adalah ....
A. egois
B. penyayang
C. penurut
D. suka berbagi
E. tidak bersyukur
Jawaban: D

Lanjut ke soal nomor 11-20 => Contoh Soal USBN Bahasa Indonesia SMA dan Kunci Jawabannya Part-2
Sumber http://umar-danny.blogspot.com/

0 Response to "Contoh Soal USBN Bahasa Indonesia SMA dan Kunci Jawabannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel